Pondok Pesantren As-Salamah menyelenggarakan Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW. Dimulai dengan pembacaan Maulid dan lantunan
ayat suci Al-Qur'an para santri serta siswa larut dalam kekhusyukan.
"Salah
tujuan pendidikan yang perlu diterima para siswa adalah mengajarkan
cinta Nabi dan Rasul. Kecintaan pada Nabi itu dipelajari di Pesantren
atau di Sekolah,"ujar Pengasuh Pesantren As-Salamah KH. Bahrudin Toyib,
Bojong Pondok Terong, Cipayung, Selasa (23/01).
Menurutnya,
para santri mendapatkan pelajaran tentang sejarah Nabi Muhammad SAW
seperti dalam Kitab Khulashoh Nurul Yaqin. Dirinya juga berpesan kepada
seluruh guru As-Salamah agar dalam mengajar juga selalu menanamkan rasa
cinta kepada Rasulullah SAW. Pasalnya, Nabi Muhammad tidak hanya ahli
dalam bidang agama saja. Namun, beliau juga ahli dalam politik, budaya,
ekonomi, sosial, leadership dll.
"Semua
ada dalam diri Rasul dan sudah lengkap. Kita ajarkan anak-anak melalui
peringatan Maulid untuk mencintai Nabi. Yaitu dengan mencintai
keluarga atau keturunan rasulullah saat ini. Dzurriyah (keluarga-red)
Rasul ibarat sungai, kalau kita adalah pancuran. Rasul juga senang kalau
dzuriyahnya dicintai,"paparnya.
Menurutnya,
rasa cinta pada Rasul dapat disalurkan melalui cinta Al-Qur'an dengan
memahami dan mendalaminya. Dikatakannya, melalui Al-Qur'an akhlak bisa
terjaga dan terhindar dari kerusakan. "Kita berharap melalui Maulid dan
dunia pendidikan bisa merubah akhlak anak muda saa ini. Tentunya, dengan
peringatan Maulid semakin berkah dan menjadikan anak-anak akhlaknya
baik dengan meneladani Rasul,"tandasnya.
Sementara
itu, dalam tausiyahnya KH. Jaka Tarup atau Riki Yakub menjelaskan
betapa agung dan mulianya akhlaq Nabi Muhammad SAW. Menurutnya kondisi
masyarakat saat ini sedang mengalami degradasi moral. Terlebih lagi,
lanjutnya, generasi muda saat inj juga mengalami serangan dari pengaruh
budaya asing, teknologi, yang menjadi ancaman dan merosotnya akhlak.
"Pendidikan
di Pesantren sebagai solusi penanaman akhlak bagi generasi zaman now.
Sebab, tidak hanya teori yang diajarkan. Tapi, keteladanan dari seorang
ustadz dan Kiyai juga turut membentuk akhlak. Semoga akan lahir pribadi
yang tangguh dan berkarakter," harapnya.
Komentar
Posting Komentar