Halaqoh Nasional Telurkan Empat Rekomendasi



KIMDEPOK - Para alim ulama dari berbagai wilayah di Indonesia yang berkumpul dalam Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kecamatan Beji, kemarin, merumuskan berbagai hal terkait isu keagamaan dan kebangsaan. Setidaknya, ada empat rekomendasi yang dikeluarkan dari hasil pertemuan tersebut.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam KH. Muhammad Yusron Ash-Shidqi menuturkan, keempat rekomendasi ini, yaitu perlunya penyebaran guru agama maupun ustadz yang bisa membawa dakwah Aswaja bela negara di pesantren daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) dengan jaminan kesejahteraan yang dibantu oleh negara.
“Rekomendasi kedua adalah mengoptimalkan media online untuk penyebaran dakwah Aswaja bela negara. Ketiga, memperbanyak buku-buku kajian dakwah Aswaja bela negara dan yang terakhir adalah perlunya mengadakan kerjasama yang intens antara pemerintah dengan ulama pesantren dalam kegiatan-kegiatan tentang bela negara,” tuturnya, kemarin.
Sebagai tindak lanjut dari halaqah ini, lanjutnya, akan diadakan lokakarya di tiga tempat, yaitu di Bali, Cianjur dan Jogja. Dengan demikian, tokoh-tokoh muda di Indonesia juga bisa menyebarkan semangat untuk membela negara dengan menjalin silahturahmi. Melalui halaqah ini diharapkan bsia menjadi awal kerja sama yang intens antara pemerintah dan ulama di Indonesia.
“Ini menjadi awal kerjasama yang intens antara pemerintah dan ulama pesantren dalam kegiatan bela negara NKRI,” tutup putra bungsu Almarhum KH Hasyim Muzadi ini.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh diantaranya Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Ketua Komisi Dakwah MUI KH. Cholil Nafis, dan Ketua Wantimpres Sri Adiningsih, hingga Wakil Walikota Depok Pradi Supriatn.
Sementara itu, Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna yang hadir dalam kesempatan tersebut, menyambut baik atas terselenggaranya Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara di Kota Depok.
Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi momentum untuk memperkuat silaturahmi antar ulama yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Depok. Ia juga mengatakan bahwa keberadaan ulama dan pondok pesantren, menjadi titik sentral untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Serta, mampu untuk menjawab tantangan disintegrasi dan intoleransi yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah, khususnya di Kota Depok.
“Kami senang karena para tokoh Islam yang ada di seluruh Indonesia bisa hadir ke Depok. Selaku Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, kami juga bangga karena acara ini dapat dilaksanakan di Depok. Artinya, saat ini Depok sudah menjadi salah satu contoh bagi perkembangan Islam yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Komentar