FIA UI Kumpulkan Praktisi Ilmu Administrasi



KIMDEPOK - Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia ( FIA UI )menggelar konferensi International bertajuk ICAS-PGS (Internasional Conference on Administrative Science, Policy, and Governance Studies) 2017 di The Margo Hotel di Jalan Margonda, Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji selama dua hari, Senin-Selasa (30-31/10).
Dalam konferensi tersebut tercatat ada 150 akademisi dan praktisi Ilmu administrasi berkumpul guna memecahkan beragam permasalahan di bidang administrasi publik, fiskal, dan bisnis.
Rektor Universitas Indonesia, Mohammad Anis mengatakan, pihaknya mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh fakultas. Dia mengatakan, konferensi ini bersifat multidisiplin, didekati dari berbagai sudut.
“Intinya bagaimana menyelesaikan tugas-tugas penting yang ada dalam acuan sehingga tujuan Suistanable Development Goals dapat terwujud,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UI, Eko Prasodjo mengatakan, konferensi dilakukan guna menjamin tujuan Suistanable Development Goals (SDGs) dapat terwujud, yakni melalui promoting dan kerjasama antara publik, private, pengambil kebijakan, dan kelompok masyarakat.
“Semuanya berkolaborasi untuk mencapai tujuan itu. SDGs punya 17 tujuan dari 169 kegiatan yang harus masuk ke Rencana Pembangunan Nasional dan RJPMD.Apalagi tahun depan akan ada 171 kepala daerah yang baru dan ada pilpres,” paparnya.
Dirinya mengungkapkan, melalui forum tersebut ada beberapa hal yang ingin dicapai antara lain berbagai ide tentang pembangunan berkelanjutan.
“Kami ingin memberikan sumbangan secara praktek kepada policy yang berbasis kepada data fakta dan informasi. Kami juga menargetkan publikasi internasional yang berkaitan hal tersebut,” katanya.
Eko mengharapkan usai dihelatnya kegiatan tersebut, ada hal yang bisa dilakukan pemerintah.
“Bagaimana menjamin SDGs itu melalui SDM birokrasi kita, bagaimana kompetensi, culture yang baik dari PNS untuk menjamin capaian SDGs. Hasil ini juga akan disampaikan ke Kementrian PAN dan juga Bappenas,” tuturnya.
Eko menambahkan, terkait adanya serbuan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia menurutnya hal itu tidak bisa dihindari.
“Itu tren globalisasi, itu konsekuensi yang harus kita terima. Untuk itu kita juga harus siapkan segala hal yang bisa terjadi dan siap berkompetisi. Jadi kita siapkan SDM, baik di publik sektor maupun di private sektor. Konferensi ini kolaborasi berbagai bidang studi,” katanya.
Deputi SDM Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, RB Setiawan Wangsaatmaja, menerangkan saat ini pihaknya bersama Bapenas sedang membuat roadmap untuk SDM sampai 2045.
“Kami punya strategi bahwa SDM aparatur harus direkrut sesuai dengan potensinya. Daerah di Indonesia itu potensinya berbeda-beda,” katanya.
Rencana strategisnya juga beda dan harus punya kekhasan dan itu yang harus direkrut. Selain rekrutmen, bagian penting lainnya, saat masuk mulai dari pola karier sampai pensiun harus diurus

Komentar